Kamis, 14 Oktober 2010

JIL yang laknatullah

Pemikiran liberal yang umum disebarkan antara lain:

• Semua agama benar.

• Tidak ada kebenaran mutlak (Kebenaran adalah relatif).

• Syariah Islam tidak layak diterapkan.

• Al-Quran adalah hasil budaya Arab.

• Ajaran Islam menindas perempuan.

• Boleh menikah beda agama.

• Boleh menikah sesama jenis.

• Pemisahan agama dari negara

• Kebebasan beragama secara mutlak.

• Islam harus disesuaikan dengan zaman.

• Dll. []


Jumat, 08 Oktober 2010

KONFIGURASI IRAN SYIAH DAN YAHUDI

Beberapa hal tentang hubungan baik antara yahudi dan iran yang perlu anda ketahui dan saya copy faste dari rekan di ERA MUSLIM......Pertama, adalah satu fakta jika CIA hampir selalu terlibat dalam berbagai kudeta dan pergantian pemimpin di seluruh dunia. Dalam soalan Khomeini yang dikabarkan “memimpin” revolusi dari persembunyiannya di Perancis, sulit untuk mengatakan jika CIA tidak terlibat di dalamnya, karena Perancis dengan Amerika itu sesungguhnya satu blok, satu koalisi, dalam menciptakan The New World Order sejak lama. Sebab itu, sedikit banyak CIA pasti terlibat di dalamnya. Dalam masa kekuasaannya, Iran ternyata juga pernah bermesraan dengan Amerika yang dilakukan dengan diam-diam seperti halnya kasus Iran-Contra. Di sini CIA tentu bermain.

Kedua, penguasa Iran lebih mesra kepada Yahudi ketimbang umat Islam Sunni. Saya pernah berdiskusi dengan salah satu aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) dari ormas NU di Jawa Tengah beberapa tahun lalu yang pernah diundang oleh Kedubes Iran di Indonesia untuk mengunjungi Teheran, ibukota Iran. Dia bilang jika adalah fakta jika di Teheran, tidak ada satu pun masjid kaum sunni yang boleh berdiri, namun jumlah sinagog—rumah ibadat Yahudi—di Teheran ada lebih dari angka 45 buah.

Jika dilihat dari pemberitaan, “memanasnya” hubungan AS dengan Iran karena soal Nuklir itu sudah berjalan lama. Namun saya juga heran kenapa AS terlihat sangat lunak dan diluar kebiasaannya, memilih jalan diplomasi bagi Iran. Padahal terhadap negara-negara Islam lain yang ancamannya lebih kecil ketimbang Iran, misal Irak dan Afghanistan, Amerika sama sekali tidak mau berkompromi.

Bertahun-tahun AS dan Iran seakan terlibat “perang opini” namun hanya sebatas itu. Saya takut jangan-jangan ini hanya sebuah permainan diplomatik tingkat tinggi agar umat Islam dunia menjadikan Iran sebagai Ikon Perlawanan terhadap AS. Sebuah ikon jadi-jadian, tentunya.

Kedekatan Syiah dengan Yahudi sebenarnya sudah lama terjadi dalam sejarah. Bahkan pendiri Syiah, Abdulah bin Saba, merupakan seorang Yahudi dari Yaman. Dalam perang salib, kerjasama antara Syiah dengan pasukan salib juga terjadi. Alkisah, ketika Paus Urbanus II menggelorakan perang salib di Eropa, ketika pasukan-pasukan salib tengah direkrut di Eropa sebelum memulai perjalanan untuk merebut Yerusalem, pasukan Syiah Fatimiyah terlebih dahulu menyerang Yerusalem dan membantai umat Islam sunni Dinasti Abbasiyah yang menguasai kota suci itu. Yerusalem jatuh ke tangan Syiah Fathmiyah setahun sebelum kedatangan tentara salib pada tahun 1099.

Carole Hillenbrand, Guru Besar Studi Islam dan Bahasa Arab di University of Edinburgh, dalam bukunya yang tebal berjudul “Perang Salib: Sudut Pandang Islam” (1999, mendapat ‘The King Faisal International Prize for Islamic Studies’) menuliskan hal itu. Menurut Hillenbrand, pasukan Syiah Fathimiyah sesungguhnya telah bekerjasama merebut Yerusalem dari tangan Dinasti Abbasiyah yang sunni, dan pertempuran yang terjadi tatkala pasukan salib pimpinan Godfroi de Bouillon mendatangi gerbang Yerusalem tahun 1099 sebenarnya hanya berada di tingkat akar rumput saja guna menghilangkan aroma konspirasi tingkat tinggi itu.

Ketiga, tentang pertautan garis keras syiah Iran dengan komunis Rusia dan juga Cina, bisa saja terjadi. Dalam “pergaulan” tingkat tinggi, isme-isme selain Islam sesungguhnya merupakan ciptaan mereka juga. Revolusi Bolsyewik yang dipimpin Lenin-Stalin ternyata juga didanai oleh Yahudi dan Amerika. Kakeknya George W Bush terlibat dalam hal ini. Jadi, baik Marxis maupun kapitalisme sebenarnya memiliki induk yang sama, yakni Yahudi.

Adalah misi Yahudi menghancurkan semua agama langit. Dahulu kala, para pengikut Musa a.s. dibuat sesat oleh seorang Yahudi bernama Samiri dan membuang taurat Musa dan menggantinya dengan Talmud yang berasal dari keyakinan ilmu sihir Mesir kuno bernama Kabbalah, semua nabi Allah Swt mereka musuhi dan perangi. Suatu masa Allah Swt menurunkan Nabi Isa a.s. untuk mengembalikan umat Musa a.s. dengan tauratnya, namun para pendeta Yahudi bernama Sanhendrin memusuhinya dan mereka mengirim Paulus—Yahudi dari Tarsus—untuk membelokkan ajaran Nabi Isa a.s. menjadi seperti yang sekarang.

Mereka juga hendak menghancurkan Islam dengan menyusupkan Abdullah bin Saba, seorang Yahudi dari Yaman. Sebelum kedatangan Abdullah bin Saba, Islam hanyalah Islam, tidak dikenal adanya terminologi Sunni dan syiah. Namun karena penyusupan Yahudi ini maka Islam seolah sekarang ada dua kelompok besar, Sunni dan syiah. Padahal ini salah. Islam adalah Islam dan di luar itu bukan Islam.

Mungkin ini saja uraian dari saya. Wallahu’alam bishawab. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

HUBUNGAN ZIONIS DAN NEOLIB

Semoga Allah Swt senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada Anda sekeluarga. Alhamdulillah, saya ikut bersyukur dengan tekad Anda untuk kian serius dalam menggali kebenaran Islam, satu-satunya Dienul Haq yang ada di muka bumi ini dimana Allah Swt sendiri yang telah berjanji akan memelihara agama ini hingga akhir zaman. Amien.

Buku “Diary of Dajjal” tersebut sebenarnya merupakan edisi cetak dari film-film pendek karya Noriagaa dan Archenar yang bisa kita download dari situs berbagi Youtube berjudul “Arrival”. Bahkan versi filmnya jauh lebih lengkap ketimbang versi cetaknya, walau versi cetaknya juga menyertakan sejumlah film yang saya nilai kurang bagus penyuntingannya, jadi terkesan ala kadarnya. Saya sudah membaca buku tersebut dan juga sudah memirsa serial filmnya di internet. Isinya memang bagus dan tentu saja kontroversial dibanding pemahaman kita sekarang ini tentang dunia.

Ketahuilah jika semua media-media besar di dunia ini sudah dikendalikan oleh para Konspirator Globalis dalam mega-program Mind Controlling atau Pengontrolan Opini dunia. Jika ada orang yang menyangsikan hal ini, silakan suruh dia agar mencari tahu siapa saja di balik semua media massa besar dunia, di balik semua kantor berita dunia, di balik semua lembaga perbankan, di balik semua industri hiburan dan perfileman, dan sebagainya. Dan yang menyedihkan, tak satu pun dari yang sangat banyak di atas, yang dimiliki oleh umat Islam dan ditujukan bagi dakwah Islam.

Semakin Anda mempelajari Islam, Anda akan semakin mengetahui jika sistem yang berlaku di Indonesia, dan juga mayoritas dunia, sangatlah bertentang dengan Islam itu sendiri. Satu hal yang paling mudah adalah soal riba. “Oo.. sekarang kan sudah ada bank syariah…,” demikian kata orang. Saya hanya tersenyum getir. Karena yang namanya bank syariah saat ini masih menginduk pada bank sentral ribawi, sistemnya masih ribawi, masih menggunakan uang ribawi yang tidak dijamin cadangan emas (bukan dinar-dirham Islam), dan sebagainya. Yang “syariah” hanya namanya saja dan juga penampilan karyawannya yang berpeci, berkedurung, dan sebagainya. Banyak orang sudah tahu ini. Saya pernah punya pengalaman bekerja di bank ribawi selama lebih kurang dua tahun di era sebelum krisis 1997, jadi ya sedikit banyak tahu tentang mekanismenya.

Tentang Dajjal, sudah banyak artikel dan buku yang bisa kita dapatkan soal yang satu ini. Hanya saja, yang belum banyak orang ketahui adalah jika sejarah umat manusia ini selalu diisi dengan pertempuran antara pengikut Nabi Allah Swt melawan pengikut Iblis. Namrudz, Firaun, dan para tiran sekarang ini seperti Bush dan para loyalisnya—termasuk yang ada di negeri ini—adalah para pengikut Dajjal. Bahkan David Icke, seorang investigator independen AS yang pernah melakukan penelusuran garis darah Bush dan juga Ratu Elizabeth menemukan jika mereka sebenarnya masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Firaun Mesir. Jadi jelas bagi kita, semua tiran dunia sebenarnya berasal dari satu keturunan, yang mengacu pada kelompok penyembah Iblis. Mereka inilah yang antara lain melahirkan paham Zionisme, satu paham yang sangat rasis dan melecehkan Allah Swt.

Menurut literatur resmi, Zionisme merupakan paham atau gerakan politik untuk kembali merebut Yerusalem. Paham ini dikatakan lahir di abad ke-17 Masehi. Saya kurang sepakat dengan hal tersebut. Saya lebih yakin jika Zionisme merupakan satu titik dalam mata-rantai perjuangan Iblis yang sangat panjang yang ingin merebut Palestina. Sejak tahun 1099, telah dimulai penggalian terhadap pondasi Masjidil Aqsha yang dilakukan oleh pewaris Kabbalah, induk dari segala sihir dunia yang ada, yang dipegang kuat-kuat oleh Ordo Sion, Ksatria Templar, Freemasonry, dan juga Zionis. Mereka ini walau dikesankan berbeda-beda (ada banyak organisasi rahasia mereka, antara lain Bilderberger, Trilateral Commission, Bohemian Groove, Rosikrusian, dan sebagainya) namun memiliki satu tujuan, yakni menciptakan Satu Tatatan Baru Dunia—The New World Order—dimana mereka menjadi TUAN dan semua manusia di luar mereka menjadi budak. Semua agama langit dihancurkan dan pluralisme menjadi satu-satunya “agama” yang ada.

Apa kaitan Zionisme dengan Neo Liberal? Ini jawabannya panjang. Saya hanya akan memaparkan sedikit kaitannya, yakni mereka sama-sama bekerja untuk menciptakan tatanan dunia baru tersebut. Di balik kedua paham itu terdapat nama-nama yang sama seperti Rotshchild, Rockefeller, dan sebagainya. Neo Liberal merupakan salah satu pelayan Dajjal atau Lucifer. Dan semua orang Neo Lib—apakah itu di luar Indonesia atau di dalam Indonesia, termasuk para pendukungnya—merupakan budak-budak Dajjal.

Bentuk nyata Neo Lib adalah: berkhidmat pada pasar bebas (baca: Kubu Imperialisme-Kapitalisme Dunia di mana Washington menjadi kiblatnya, lembaga-lembaganya antara lain IMF, World Bank, ADB, dan sebagainya), berkhidmat pada globalisasi, berkhidmat kepada orang-orang kaya dan memiskinkan orang-orang miskin. Pepatah Perancis yang berbunyi Exploitation de L’homme par L’homme, Penindasan manusia terhadap manusia lainnya, adalah ciri khas Neo Lib ini yang bisa dilihat dari sistem kerja di perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik yang sangat zalim. Indonesia sejak tahun 1967 hingga detik ini masih dikuasai oleh Neo Lib beserta budak-budaknya. Saya tegaskan itu.

Tapi jangan salah, Kapitalisme memang sumber dari paham Neo Lib, namun Komunisme (Marxisme) bukan berarti sebagai al-haq. Karena Komunisme pun lahir dari tangan-tangan yang sama dari orang-orang yang melahirkan Kapitalisme. Revolusi Bolsyewik Rusia yang menaikkan imperium komunisme di Rusia pun didanai oleh The Federal Reserve AS. Sistem Demokrasi pun berasal dari orang yang sama. Islam bertentangan dengan itu semua.

Mungkin demikian dulu penjelasan dari saya. Mempelajari Islam sekarang ini adalah mudah. Satu yang paling pokok adalah tauhid. Umat Islam wajib hanya menyerahkan loyalitasnya kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, bukan kepada yang lain. Terhadap orang-orang yang dijuluki pemimpin, umat Islam juga harus mendukungnya selama mereka sungguh-sungguh berjuang menegakkan Islam yang benar. Jika ada “tokoh-tokoh Islam” yang bersekutu dengan semua ajaran atau isme Dajjal di atas, mendukung Neo Lib misalkan, maka itu jelas bukan Islam. Oleh orang-orang seperti ini, Islam hanya dijadikan alat jualan atau alat tipuan agar mereka mendapat legitimasi dari umat Islam dan itulah yang kemudian dijadikan alat jualan bagi mereka untuk mendapatkan kursi kekuasaan duniawi. Mereka inilah yang disebut sebagai pedagang umat. Wallahu a’alam bishawab. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Senin, 04 Oktober 2010

BEDA TAHLILAN DENGAN MEMBACA TAHLIL

Tidak ada seorangpun di antara ulama yang faham akan al Qur'an dan As Sunnah yang berani mengatakan bahwa tahlilan untuk memperingati kematian seseorang itu berasal dari tuntunan Islam. Akan tetapi pemahaman orang awam tidaklah demikian. Sejak lahir mereka hidup di tengah-tengah masyarakat muslim (red: lebih tepatnya mengaku muslim) yang biasa melakukan ritual ibadah tahlilan untuk memperingati keluarganya yang sudah meninggal. Mereka mengira bahwa ritual ibadah tahlilan itu merupakan tuntunan Islam dan seolah-olah menjadi satu kewajiban tersendiri di luar rukun Islam yang harus mereka tunaikan. Mereka menganggap satu aib bila ada orang yang kematian anggota keluarga kok tidak melaksanakan tahlilan. Sehingga walaupun miskin mereka akan melaksanakan acara itu meskipun harus menjual harta kekayaan mereka atau harus menanggung hutang. Mereka juga menganggap orang yang tidak melaksanakan ritual tersebut bila orang tuanya meninggal dunia sebagai orang yang tidak berbakti kepada orang tua. Ritual ibadah tahlilan telah dianggap masyarakat sebagai satu cara untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal.


Sikap keliru seperti itu telah dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyulut konflik horizontal antara kelompok yang menjunjung tinggi ritual ibadah tahlilan untuk memperingati kematian dengan kelompok masyarakat yang tidak mau melakukan tahlilan karena bukan dari tuntunan Islam. Orang-orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan tersebut biasanya orang yang mendapatkan keuntungan dari ritual ibadah itu seperti modin, bayan, dan sejenisnya. Tokoh-tokoh ini yang paling dirugikan bila masyarakat meninggalkan acara tahlilan. Banyak di antara mereka yang menghasut masyarakat menuduh kelompok pengajian yang tidak mengajarkan dan tidak menganjurkan tahlilan sebagai aliran sesat. Orang-orang awam yang merasa bahwa tahlilan itu tuntunan Islam langsung saja menerima hasutan itu. Faktanya orang-orang Islam pada umumnya melakukan tahlilan kok kelompok ini tidak melakukan, berarti kelompok ini sesat. Sehingga ketika mereka berbuat anarki menggrebek pengajian yang tidak mengajarkan tahlilan dan membubarkannya tidak merasa bersalah. Bahkan merasa telah melakukan amal shaleh. Mereka tidak peduli lagi bahwa hukum Negara menjamin orang untuk merdeka dalam beragama dan beribadah menurut keyakinan masing-masing. Mereka tidak peduli lagi bahwa berbuat anarki, main hakim sendiri itu termasuk perbuatan melanggar hukum negara. Mereka tidak peduli lagi bahwa sesama muslim itu bersaudara, sehingga memperlakukan sesama orang Islam yang tidak tahlilan sebagai musuh. Mereka tidak peduli lagi bahwa dalam ajaran Islam, yang benar itu adalah yang sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunnah. Padahal ritual ibadah talilan untuk memperingati kematian itu tidak ada dalilnya sama sekali dalam Al Qur'an maupun As Sunnah.


Nabi Muhammad saw ketika masih hidup pernah kematian istrinya Khodijah tetapi tidak pernah memperingati kematian istrinya dalam bentuk apapun apalagi dengan ritual tahlilan. Beliau juga kematian pamannya Hamzah, si singa padang pasir yang meninggal dalam perang Uhud. Beliau juga tidak pernah memperingati kematian pamannya. Para sahabatnya banyak yang meninggal dunia dalam berbagai pertempuran dalam rangka menegakkan Islam, tetapi tidak satupun yang pernah beliau peringati dengan tahlilan. Setelah Rasulullah saw wafat, Abu Bakar tidak pernah memperingati kematian Rasulullah Muhammad saw. Setelah Abu Bakar wafat Umar bin Khaththab sebagai kholifah juga tidak pernah memperingati kematian Rasululah Muhammad saw dan Abu Bakar ra. Semua Khulafaur Rasyidin tidak pernah memperingati kematian Rasulullah saw. Memang Islam tidak menuntunkan orang untuk memperingai kematian. Peringatan kematian pada hari ke 1, 3, 7, 40, 100 dst adalah TRADISI HINDU. Mereka berkeyakinan bahwa ruh orang yang mati pada hari-hari itu kembali ke rumahnya. Kalau pada saat kembali disana tidak ada keramaian maka ruh itu akan menyusup ke tubuh orang yang menyebabkan dia akan kesurupan. Maka pada hari-hari itu mereka melakukan ritual peribadatan untuk mencegah agar ruh tidak mengganggu anggota keluarga.


Kalau Rasulullah saw tidak pernah memperingati kematian, para sahabat semuanya tidak pernah ada yang memperingati kematian, mengapa kita tidak berani meninggalkan upacara peringatan kematian? Panutan kita adalah Rasulullah saw dan para sahabatnya, bukan?


Orang sering berkilah bahwa tahlilan yang merupakan bagian dari upacara peringatan kematian itu adalah untuk mengirimkan pahala doa dan bacaan ayat-ayat Al Quran, lalu apa salahnya? Bukankah kita dituntunkan untuk mendoakan orang tua kita yang sudah mati? Rasulullah saw memberitakan bahwa semua amal manusia terputus setelah mati kecuali tiga perkara yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya (HR Muslim). Hadist itu shahih dan sharih, akan tetapi hadist itu berbicara tentang mendoakan, bukan mengirim pahala doa dan bacaan ayat-ayat Al Qur'an. Mendoakan orang tua yang sudah meninggal yang beragama Islam memang dituntunkan oleh Islam, tetapi mengirim pahala doa dan bacaan TIDAK ADA tuntunannya sama sekali. Menurut madzhab Syafii, seperti dikutip Imam Nawawi dalam Syarah Muslimnya mengatakan bahwa bacaan qur'an (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit) tidak dapat sampai. Dalilnya adalah "Dan seseorang tidak akan memperoleh selain apa yang dia usahakan" (QS An Najm 53: 39).


Imam Al Haitami dalam Al Fatawa Al Kubra Al Fighiyah mengatakan: "Mayit tidak boleh dibacakan apapun, berdasarkan keterangan yang mutlak dari ulama mutaqaddimin, bahwa bacaan (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit) tidak dapat sampai kepadanya." Sedang dalam Al Um Imam Syafi'i menjelaskan bahwa Rasulullah saw memberitakan sebagaimana diberitakan Allah, bahwa dosa seseorang akan menimpa dirinya sendiri, seperti halnya amalnya adalah untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain dan TIDAK DAPAT DIKIRIMKAN kepada orang lain. (Al Um juz 7, hal 269) Beliau juga mengatakan bahwa beliau tidak menyukai ma'tam, yaitu berkumpul (di rumah keluarga mayit), meskipun di situ tidak ada tagisan, karena hal itu malah akan menimbulkan kesedihan baru (Al Um, juz I, hal 248) Imam Nawawi mengatakan bahwa penyediaan hidangan makanan oleh keluarga si mayit dan berkumpulnya orang banyak di situ tidak ada nashnya sama sekali, yang jelas itu adalah bid'ah yang tidak disunatkan (Al Majmu' Syarah Muhadzab, juz 5 hal 286).


Nah, kalau mengirimkan pahala kepada si mayit, berkumpul di rumah keluarga si mayit, dan membuat hidangan untuk orang-orang yang berkumpul tiak ada dalilnya dari Al Qur'an dan As Sunnah, bahkan ditentang oleh para ulama besar lalu siapa yang kita ikuti? Mengapa kita takut meninggalkannya? Sebaliknya menurut sunnah yang seharusnya yang membuat makanan adalah tetangga atau kerabat dekat untuk keluarga si mayit. Adapun dalilnya: dari Abdullah bin Ja'far, ia berkata: Setelah datang berita kematian Ja'far, Rasulullah bersabda: "Buatlah makanan untuk keluarga Ja'far, karena telah datang, kepada mereka sesuatu yang menyusahkan mereka (HR Tirmidzi juz 2, hal 234, dia berkata hadist ini hasan). Mestinya tetangga yang meringankan beban keluarga si mayit dengan membuatkan makanan untuk keluarga si mayit, bukan malah membebani keluarga si mayit untuk memberi makan orang banyak yang berkumpul di rumahnya.


Kalau memang tidak ada tuntunannya dalam agama, mengapa kita takut meninggalkannya. Kalau memang belum berani okelah, tetapi jangan sampai menentang orang yang sudah berani meninggalkannya. Sebaiknya kalian berdo'a memohon kepada Allah untuk segera diberi keberanian untuk meninggalkannya. Untuk apa takut kepada manusia kalau akhirnya harus menaggung resiko masuk neraka karena mangamalkan bid'ah. Karena tidak ada tuntunannya dalam agama, berarti upacara peringatan kematian itu termasuk bid'ah dalam ibadah. Kullu bid'atin dlolalah wa kullu dlolalatin finnari (Semua bid'ah (dalam ibadah) adalah sesat dan semua kesesatan itu masuk naraka) (HR An Nasa'i juz 3, hal 188) Sebagai seorang muslim yang baik yang mengharapkan kasih sayang Allah sebaiknya segera kita tinggalkan TAHLILAN.

BACALAH TAHLIL DALAM STIAP WAKTU DAN KESEMPATAN ITU JAUH LEBIH BAIK....(walahualam bisawab)

PENDAPAT DUNIA TENTANG NABI MUHAMMAD SAW


oleh Egi Agus pada 03 September 2010 jam 18:22

Pendapat Tokoh Dunia Tentang Nabi Muhammad SAW

Posted by KD on Aug 31, 2010 | Visited 115 times, 93 so far today Leave a Comment

MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA ):

Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia… Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung.

Sir George Bernard Shaw (The Genuine Islam,’ Vol. 1, No. 8, 1936.)

Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa – beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut.” Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil ’sang penyelamat kemanusiaan’ Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia:

Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini. Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan d atang.

Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan kekeagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini �€” dan bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE.”

MICHAEL H. HART (THE 100: A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 1978)

Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33). Lamar tine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad?

Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata mereka sendiri. Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah merubah altar-altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa… Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang-sembahya ngnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannnya dan kemenangan-kemenang an (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma.

Dogma yang mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus-pen.), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pegembali dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya: adakah orang yang lebih agung dari dia?”

(Lamar tine, HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277)

“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.

Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang – semua menjadi satu. Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut – hanya dengan kepribadian seperti dialah keagungan seperti ini dapat diraih.”

K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya,

“Muhammad, The Prophet of Islam” Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang pejuang, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu, Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama.

Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan. Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias.

PROF. (SNOUCK) HURGRONJE:

Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa. Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai.

Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan: menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral. Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan.

THOMAS CARLYLE in his HEROES AND HEROWORSHIP

(Betapa menakjubkan) seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua decade. “Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri. S esosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia.

EDWARD GIBBON and SIMON OCKLEY speaking on the profession of ISLAM write:

Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama

(HISTORY OF THE SARACEN EMPIRES, London, 1870, p. 54).

Muhammad tidak lebih dari seorang manusia biasa. Tapi ia adalah manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian terhadap satu dan hanya satu Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah Tuhan. Dia selalu menggambarkan dirinya sebagai hamba dan pesuruh Tuhan dan demikianlah juga setiap tindakannya.

SAROJINI NAIDU, penyair terkenal India (S. Naidu, IDEALS OF ISLAM, vide Speeches & Writings, Madras, 1918, p. 169):

Inilah agama pertama yang mengajarkan dan mempraktekkan demokrasi; di setiap masjid, ketika adzan dikumandangkan dan jemaah telah berkumpul, demokrasi dalam Islam terwujud lima kali sehari ketika seorang hamba dan seorang raja berlutut berdampingan dan mengakui: Allah Maha Besar… Saya terpukau lagi dan lagi oleh kebersamaan Islam yang secara naluriah membuat manusia menjadi bersaudara.

DIWAN CHAND SHARMA:

Muhammad adalah sosok penuh kebaikan, pengaruhnya dirasakkan dan tak pernah dilupakan orang-orang terdekatnya. (D.C. Sharma, THE PROPHETS OF THE EAST, Calcutta, 1935, pp. 12)

James A. Michener, “Islam: The Misunderstood Religion,” in READER’S DIGEST (American edition), May 1955, pp. 68-70.

Muhammad, seorang inspirator yang mendirikan Islam, dilahirkan pada tahun 570 masehi dalam masyarakat Arab penyembah berhala. Yatim semenjak kecil dia secara khusus memberikan perhatian kepada fakir miskin, yatim piatu dan janda, serta hamba sahaya dan kaum lemah. Di usia 20 tahun, dia sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses, dan menjadi pengelola bisnis seorang janda kaya. Ketika mencapai usia 25, sang majikan melamarnya. Meski usia perempuan tersebut 15 tahun lebih tua Muhammad menikahinya dan tetap setia kepadanya sepanjang hayat sang istri.

Seperti halnya para nabi lain, Muhammad memulai tugas kenabiannya dengan sembunyi2 dan ragu2 karena menyadari kelemahannya. Tapi Baca adalah perintah yang diperolehnya, -dan meskipun sampai saat ini diyakini bahwa Muhammad tidak bisa membaca dan menulis dan keluarlah dari mulutnya satu kalimat yang akan segera mengubah dunia: Tiada tuhan selain Allah. “Dalam setiap hal, Muhammad adalah seorang yang mengedepankan akal. Ketika putranya, Ibrahim, meninggal disertai gerhana dan menimbulkan anggapan ummatnya bahwa hal tersebut adalah wujud rasa belasungkawa Tuhan kepadanya, Muhammad berkata:

Gerhana adalah sebuah kejadian alam biasa, adalah suatu kebodohan mengkaitkannya dengan kematian atau kelahiran seorang manusia. “Sesaat setelah ia meninggal, sebagian pengikutnya hendak memujanya sebagaimana Tuhan dipuja, akan tetapi penerus kepemimpinannya (Abu Bakar-pen.) menepis keinginan ummatnya itu dengan salah satu pidato relijius terindah sepanjang masa: Jika ada diatara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwa ia telah meninggal. Tapi jika Tuhan-lah yang hendak kalian sembah, ketahuilah bahwa Ia hidup selamanya. (Ayat terkait: Q.S. Al Imran, 144 – pen.)

W. Montgomery Watt, MOHAMMAD AT MECCA , Oxford , 1953, p. 52.

Kesiapannya menempuh tantangan atas keyakinannya, ketinggian moral para pengikutnya, serta pencapaiannya yang luar biasa semuanya menunjukkan integritasnya. Mengira Muhammad sebagai seorang penipu hanyalah memberikan masalah dan bukan jawaban. Lebih dari itu, tiada figur hebat yang digambarkan begitu buruk di Barat selain Muhammad

Annie Besant, THE LIFE AND TEACHINGS OF MUHAMMAD, Madras , 1932, p. 4.

“Sangat mustahil bagi seseorang yang memperlajari karakter Nabi Bangsa Arab, yang mengetahui bagaimana ajarannya dan bagaimana hidupnya untuk merasakan selain hormat terhadap beliau, salah satu utusan-Nya. Dan meskipun dalam semua yang saya gambarkan banyak hal-hal yang terasa biasa, namun setiap kali saya membaca ulang kisah-kisahnya, setiap kali pula saya merasakan kekaguman dan penghormatan kepada sang Guru Bangsa Arab tersebut.”

Bosworth Smith, MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM, London , 1874, p. 92.

Dia adalah perpaduan Caesar dan Paus; tapi dia adalah sang Paus tanpa pretensinya dan seorang caesar tanpa Legionnaire- nya: tanpa tentara, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pengahasilan tetap; jika ada seorang manusia yang pantas untuk berkata bahwa dia-lah wakil Tuhan penguasa dunia, Muhammad lah orang itu, karena dia memiliki kekuatan meski ia tak memiliki segala instrument atau penyokongnya.

John William Draper, M.D., L.L.D., A History of the Intellectual Development of Europe, London 1875, Vol.1, pp.329-330

Empat tahun setelah kematian Justinian, pada 569 AD, telah lahir di Mekkah Arabia seorang manusia yang sangat besar pengaruhnya terhadap ummat manusia

John Austin, “Muhammad the Prophet of Allah,” in T.P.. ’s and Cassel ’s Weekly for 24th September 1927 .

Dalam kurun waktu hanya sedikit lebih dari satu tahun, ia telah menjadi pemimpin di Madinah. Kedua tangannya memegang sebuah tuas yang siap mengguncang dunia.

Professor Jules Masserman

Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam satu hal (intelektualitas- pen). Gandhi dan Konfusius pada hal lain serta Alexander, Caesar dan Hitler mungkin pemimpin pada kategori kedua dan ketiga (reliji dan militer pen.). Jesus dan Buddha mungkin hanya pada kategori kedua. Mungkin pemimpin terbesar sepanjang masa adalah Muhammad, yang sukses pada ketiga kategori tersebut. Dalam skala yang lebih kecil Musa melakukan hal yang sama

Terbukti, bukan hanya umat Islam saja yg menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW tidak hanya sebagai Messenger of God (Allah SWT).. dan sebagai panutan/suri tauladan kepada seluruh umat manusia..tapi umat non-muslim bahkan banyak tokoh dunia mengakui akan kualitas kepemimpinannya baik agama maupun dunia…tak lekang oleh zaman…pesannya bersifat universal melampaui suku, bangsa & negara dan umatnya semakin hari semakin bertambah.

source